Rameteo - Apakah perang itu sifat naluriah manusia? Banyak yang berpendapat seperti itu. Namun, sebuah penelitian membuktikan sebaliknya. Penelitian dari Abo Academy University di Finlandia mengatakan bahwa kekerasan dalam komunitas manusia zaman prasejarah lebih digerakkan oleh konflik personal, bukan konflik yang lebih besar. Hasil penelitian ini berusaha menjelaskan bahwa perang bukan naluri alamiah manusia melainkan perilaku yang diadaptasi baru-baru ini sebagai hasil modernisasi. Hasil penelitian ini diterbitkan di jurnal Science.
Patrik Soderberg, penulis penelitian ini berkata, "Penelitian ini mempertanyakan ide bahwa perang selalu ada dari zaman dahulu. Ini menceritakan hal lain bahwa perang awalnya adalah mengenai motif antarpribadi, bukan satu kelompok dengan kelompok lainnya."
Tim peneliti mendasari penelitian mereka pada suku-suku yang terisolasi dari seluruh dunia. Terputus dari kehidupan modern dan bertahan hanya dari alam tempat mereka berburu dan makan dari tanaman serta binatang buruan, kelompok ini hidup layaknya masyarakat pemburu ribuan tahun lalu. Pada 12 ribu tahun yang lalu manusia hidup seperti ini dan masyarakat seperti ini membentuk 90% jalan evolusi kita menjadi seperti saat ini.
Dari penelitian yang telah dilakukan ini, diketahui bahwa dalam komunitas terisolasi seperti ini hanya ada sedikit kematian. Kalaupun ada sebanyak 85 persen adalah karena konflik pribadi di dalam komunitas itu sendiri. Namun ketika masyarakat pemburu ini memiliki tempat yang sudah pasti, maka komunitasnya menjadi lebih teritorial dan susunan sosialnya lebih rumit.
Nah, ketika manusia sudah menetap, maka perang ada. Bisa disimpulkan bahwa perang memang suatu keniscayaan dari majunya peradaban. Sebenarnya itu bukan sifat naluriah manusia.