Rameteo - Para lelaki kerap mendapat nasihat untuk tidak memakai celana ketat. Nasihat ini tidak berlebihan, sebab celana ketat yang terlalu menekan testis bisa membuat sperma 'loyo'.
"Kalau pakai celana ketat seharian penuh, terus-terusan, itu juga sebaiknya jangan karena nanti testis menempel ke tubuh temperaturnya naik dan pembentukan sperma pun terganggu. Makanya Tuhan menciptakan testis menggantung agak jauh dari tubuh supaya temperaturnya tidak terlalu panas dan bisa membentuk sperma dengan baik," jelas dr Johannes Soedjono, M.Kes., SpAnd, spesialis andrologi Unit Kesehatan Reproduksi/Andrologi RS AL Dr Ramelan, Surabaya.
Celana yang lebih 'bersahabat' bagi sperma menurut dr Johannes adalah yang berbahan katun, yang menyerap keringat, dan tidak ketat. Celana model boxer boleh saja dipakai, akan tetapi bukan berarti laki-laki yang kemudian memakai celana model boxer seketika spermanya menjadi lebih baik.
"Itu kan common sense saja ya, orang banyak yang berpikir kalau testis menempel ke tubuh suhunya akan naik dan spermanya rusak," kata dr Johannes.
Hal senada disampaikan seksolog dr Andri Wanananda, MS. "Kalau bahan celana nggak masalah asal nggak terlalu ketat nanti suhu di testis naik dan bisa menurunkan jumlah dan kualitas sperma," ucapnya.
Dihubungi terpisah, dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, spesialis andrologi RS Fatmawati, menjelaskan testis suhunya empat derajat lebih rendah dari suhu tubuh. Jadi jika suhu badan 37 derajat Celcius, maka suhu testis yang paling bagus adalah 33 derajat Celcius.
Jika suhu testis meningkat karena pemakaian celana ketat atau karena memangku laptop, testis masih bisa memproduksi sperma, akan tetapi tidak optimal. Nah temperatur yang panas itu sebabnya bermacam-macam, bisa karena kebiasaan suka berendam di bath up, atau karena pekerjaan misalnya sebagai juru masak, orang yang sering melakukan fotokopi, atau yang bekerja dengan mesin uap berpotensi suhu testisnya ikut meningkat.
"Ada juga yang karena penyakit misalnya varikokel atau pelebaran pembuluh darah balik. Ada juga penyakit yang skrotumnya tebal jadi laki-laki yang baik skrotumnya itu menggantung, kantungnya tipis, berkerut," tutur dr Nugroho.
"Ada pasien yang kantungnya tebal karena sakit kulit. Atau bisa karena pertumbuhan yang tidak sempurna, jadi manusia laki-laki aslinya testis itu di perut karena pengaruh hormon dia turun ke bawah, lalu turun lagi. Ada yang turunnya nggak sempurna, nanggung, jadi skrotumnya, kantungnya pendek. Otomatis kan buah testisnya nempel terus di badan," sambung dr Nugroho yang juga anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI).